Apakah Anda mengetahui bagaimana pola tidur yang benar ? Kalau belum mari kita mempelajari bagaimana tidur yang berkualitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para professor ahli dari Jepang selama hampir 20 tahun akhirnya mereka mengumumkan keputusan yang sangat mengejutkan kita semua tentang cara kita tidur selama ini.
Ternyata tidur terlentang sangat tidak dianjurkan sama sekali oleh para peneliti dari Jepang.
Berikut kutipan dari Prof.Dr Yosihiro :
"Kalau tidur jangan sekali-kali dengan posisi telentang" karna tidur terlentang itu bisa menggganggu kesehatan Anda.
Beberapa survey telah dilakukan dan menghasilkan bukti yang akurat,bahwasanya orang-orang yang tidur terlentang akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut :
Susah bernafas
Tersedak
Pencernaan terganggu
Yang paling fatal dapat menyebabkan kematian
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para professor ahli dari Jepang selama hampir 20 tahun akhirnya mereka mengumumkan keputusan yang sangat mengejutkan kita semua tentang cara kita tidur selama ini.
Ternyata tidur terlentang sangat tidak dianjurkan sama sekali oleh para peneliti dari Jepang.
Berikut kutipan dari Prof.Dr Yosihiro :
"Kalau tidur jangan sekali-kali dengan posisi telentang" karna tidur terlentang itu bisa menggganggu kesehatan Anda.
Beberapa survey telah dilakukan dan menghasilkan bukti yang akurat,bahwasanya orang-orang yang tidur terlentang akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut :
Susah bernafas
Tersedak
Pencernaan terganggu
Yang paling fatal dapat menyebabkan kematian
Oleh karena itu disarankan agar Anda menghindari tidur telentang. bisa dibayagkan telenpalu atau yang lebih kecil telenpaku saja sulit apa lagi telentang.
8
komentar
Tak semua orang yang memiliki gangguan tidur perlu mengonsumsi obat untuk mengatasi masalahnya. Hal ini karena ada beberapa efek samping yang bisa muncul akibat pil tidur.
Obat tidur dianggap sebagai 'jalan terakhir' untuk seseorang yang memiliki gangguan tidur buruk seperti insomnia. Biasanya dokter hanya meresepkan obat ini dalam jangka waktu tertentu atau singkat.
Sebuah obat tidur yang bisa mengatasi masalah bukanlah pil sempurna, karena mungkin memiliki efek samping. Berikut ini masalah yang timbul saat mengonsumsi obat tidur, seperti dikutip dari Patient.co.uk yaitu:
1. Rasa kantuk yang tak tertahankan
Terkadang efek mengantuk yang ditimbulkan dari pil tidur ini bisa berlangsung lama, sehingga menimbulkan rasa kantuk tak tertahankan keesokan harinya. Kondisi ini tentu berbahaya jika seseorang harus mengemudi atau mengendalikan mesin.
2. Rasa bingung ketika terbangun
Obat tidur bisa menimbulkan efek rasa mengantuk dan bingung ketika terbangun di malam hari, misalnya orang terjatuh ketika terbangun untuk ke toilet. Beberapa orang bahkan ada yang terjatuh dari tangga karena efek mengantuk dari obat ini. Orang tua yang konsumsi obat ini mengalami peningkatan risiko patah pinggul.
3. Batas toleransi yang meningkat
Jika seseorang mengonsumsi setiap hari maka tubuh akan terbiasa. Hal ini berarti dosis yang biasa diminum mungkin tidak akan ampuh yang membuat orang perlu dosis lebih tinggi agar bisa bekerja. Umumnya seseorang hanya bisa toleransi dosis yang sama selama 3-14 hari.
4. Ketergantungan
Beberapa orang bisa jadi ketergantung (kecanduan) dengan obat tidur. Hal ini berarti ada gejala penarikan yang muncul jika tablet ini dihentikan secara tiba-tiba. Gejala penarikan yang muncul termasuk kecemasan, gemetar atau merasa takut.
Umumnya seseorang yang mengalami gangguan tidur insomnia disarankan untuk mencaritahu penyebabnya, dan hal pertama yang disarankan adalah mengubah pola hidupnya seperti mengurangi stres atau mencoba memiliki pola tidur yang teratur setiap harinya.
Obat tidur dianggap sebagai 'jalan terakhir' untuk seseorang yang memiliki gangguan tidur buruk seperti insomnia. Biasanya dokter hanya meresepkan obat ini dalam jangka waktu tertentu atau singkat.
Sebuah obat tidur yang bisa mengatasi masalah bukanlah pil sempurna, karena mungkin memiliki efek samping. Berikut ini masalah yang timbul saat mengonsumsi obat tidur, seperti dikutip dari Patient.co.uk yaitu:
1. Rasa kantuk yang tak tertahankan
Terkadang efek mengantuk yang ditimbulkan dari pil tidur ini bisa berlangsung lama, sehingga menimbulkan rasa kantuk tak tertahankan keesokan harinya. Kondisi ini tentu berbahaya jika seseorang harus mengemudi atau mengendalikan mesin.
2. Rasa bingung ketika terbangun
Obat tidur bisa menimbulkan efek rasa mengantuk dan bingung ketika terbangun di malam hari, misalnya orang terjatuh ketika terbangun untuk ke toilet. Beberapa orang bahkan ada yang terjatuh dari tangga karena efek mengantuk dari obat ini. Orang tua yang konsumsi obat ini mengalami peningkatan risiko patah pinggul.
3. Batas toleransi yang meningkat
Jika seseorang mengonsumsi setiap hari maka tubuh akan terbiasa. Hal ini berarti dosis yang biasa diminum mungkin tidak akan ampuh yang membuat orang perlu dosis lebih tinggi agar bisa bekerja. Umumnya seseorang hanya bisa toleransi dosis yang sama selama 3-14 hari.
4. Ketergantungan
Beberapa orang bisa jadi ketergantung (kecanduan) dengan obat tidur. Hal ini berarti ada gejala penarikan yang muncul jika tablet ini dihentikan secara tiba-tiba. Gejala penarikan yang muncul termasuk kecemasan, gemetar atau merasa takut.
Umumnya seseorang yang mengalami gangguan tidur insomnia disarankan untuk mencaritahu penyebabnya, dan hal pertama yang disarankan adalah mengubah pola hidupnya seperti mengurangi stres atau mencoba memiliki pola tidur yang teratur setiap harinya.
Sikat gigi elektrik dianggap lebih praktis dan mampu menjangkau sela-sela gigi dibandingkan sikat gigi manual. Tetapi menurut U.S Food and Drug Administration (FDA), sikat gigi elektrik bisa menimbulkan bahaya kesehatan.
Menurut Shumaya Ali, dari bagian keamanan konsumen FDA, ada beberapa laporan mengenai bahaya sikat gigi elektrik, salah satunya adalah terlepasnya bagian-bagian sikat gigi sehingga malah melukai gigi, bahkan ada yang terlempar mengenai mata atau tersedak.
"Kami menerima laporan ada bagian dari sikat gigi yang terlepas saat digunakan dan masuk ke dalam mulut dalam kecepatan tinggi serta menyebabkan gigi patah dan juga bahaya tersedak," kata Ali.
FDA sendiri sudah membuat aturan mengenai penggunaan sikat gigi manual dan elektrik. Susan Runner, dokter gigi yang menjadi Chief of FDA Dental Services mengatakan, walau sikat gigi elektrik bisa membantu menghilangkan plak dan gigi berlubang, tetapi bisa berbahaya. Anak-anak yang menggunakan sikat gigi elektrik harus diawasi orang dewasa.
Ia menjelaskan, sikat gigi elektrik untuk anak memang memiliki desain yang berbeda, yakni bagian kepala sikat tidak bisa dilepas. Meski begitu tetap ada laporan dari konsumen mengenai beberapa anak yang terluka saat memakai sikat gigi tersebut. Cidera tersebut antara lain luka pada bibir, baterai terbakar, serta bulu sikat terlepas dan melukai tonsil.
Pada tahun 2011, FDA pernah memberikan peringatan pada Church & Dwight Co, perusahaan pembuat sikat gigi elektrik, atas tuduhan menyebabkan gangguan kesehatan.
Produsen tersebut kemudian melakukan beberapa perbaikan seperti membuat desain bulu sikat yang bisa berubah warna jika sudah harus diganti, menyertakan aturan keselamatan dalam iklannya, serta mengedukasi konsumen untuk mengganti sikat gigi setiap tiga bulan.
Menurut Shumaya Ali, dari bagian keamanan konsumen FDA, ada beberapa laporan mengenai bahaya sikat gigi elektrik, salah satunya adalah terlepasnya bagian-bagian sikat gigi sehingga malah melukai gigi, bahkan ada yang terlempar mengenai mata atau tersedak.
"Kami menerima laporan ada bagian dari sikat gigi yang terlepas saat digunakan dan masuk ke dalam mulut dalam kecepatan tinggi serta menyebabkan gigi patah dan juga bahaya tersedak," kata Ali.
FDA sendiri sudah membuat aturan mengenai penggunaan sikat gigi manual dan elektrik. Susan Runner, dokter gigi yang menjadi Chief of FDA Dental Services mengatakan, walau sikat gigi elektrik bisa membantu menghilangkan plak dan gigi berlubang, tetapi bisa berbahaya. Anak-anak yang menggunakan sikat gigi elektrik harus diawasi orang dewasa.
Ia menjelaskan, sikat gigi elektrik untuk anak memang memiliki desain yang berbeda, yakni bagian kepala sikat tidak bisa dilepas. Meski begitu tetap ada laporan dari konsumen mengenai beberapa anak yang terluka saat memakai sikat gigi tersebut. Cidera tersebut antara lain luka pada bibir, baterai terbakar, serta bulu sikat terlepas dan melukai tonsil.
Pada tahun 2011, FDA pernah memberikan peringatan pada Church & Dwight Co, perusahaan pembuat sikat gigi elektrik, atas tuduhan menyebabkan gangguan kesehatan.
Produsen tersebut kemudian melakukan beberapa perbaikan seperti membuat desain bulu sikat yang bisa berubah warna jika sudah harus diganti, menyertakan aturan keselamatan dalam iklannya, serta mengedukasi konsumen untuk mengganti sikat gigi setiap tiga bulan.
CUAP CUAP
BERLANGGANAN ARTIKEL
DAPATKAN ARTIKEL SECARA GRATIS LANGSUNG KE EMAIL ANDA. MASUKKAN EMAIL ANDA PADA FORM DIBAWAH INI