Ketua Bina Antarbudaya Chapter Medan, Meuthia Fadila Fachruddin, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan utama untuk menimba ilmu bagi para mahasiswa Indonesia.
"Mahasiswa Indonesia sepertinya lebih suka belajar ke Amerika," kata Meuthia, Ahad (14/11).
Meuthia menjelaskan, obsesi para pelajar asal Indonesia memilih AS sebagai negara tujuan untuk belajar, disebabkan bahasa Inggris menjadi bahasa utama negara itu. "Negara adikuasa juga menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan pelajar Indonesia untuk belajar ke sana," katanya.
Saat ini, kata Meuthia, kuota beasiswa belajar ke AS bagi para mahasiswa Indonesia, masih tergolong sedikit. "Terlebih dari Sumatra Utara, paling banyak mengirim dua pelajar setiap tahun," tambahnya.
Selain seleksi yang cukup ketat, sedikitnya mahasiswa asal Sumatra Utara yang mendapat beasiswa, juga disebabkan seleksi cukup ketat. Sebelumnya, pemerintah hendak menjalin kemitraan di bidang pendidikan antara Indonesia dan AS pada momentum kedatangan Barack Obama ke Indonesia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, kerja sama di bidang pendidikan kedua negara yang cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir, sehingga kedatangan Barack Obama ke Indonesia akan dijadikan momentum untuk memperkuat kerja sama itu.
"Bidang pendidikan adalah salah satu target kita," kata Marty ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/11).
Marty menjelaskan, kemitraan di bidang pendidikan antara kedua negara cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir. Hal itu bisa dilihat dari menurunnya jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di AS. "Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah mahasiswa Indonesia di AS berkurang tajam dari 14 ribu menjadi tujuh ribu orang," jelasnya. (ROL/Ezz)
"Mahasiswa Indonesia sepertinya lebih suka belajar ke Amerika," kata Meuthia, Ahad (14/11).
Meuthia menjelaskan, obsesi para pelajar asal Indonesia memilih AS sebagai negara tujuan untuk belajar, disebabkan bahasa Inggris menjadi bahasa utama negara itu. "Negara adikuasa juga menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan pelajar Indonesia untuk belajar ke sana," katanya.
Saat ini, kata Meuthia, kuota beasiswa belajar ke AS bagi para mahasiswa Indonesia, masih tergolong sedikit. "Terlebih dari Sumatra Utara, paling banyak mengirim dua pelajar setiap tahun," tambahnya.
Selain seleksi yang cukup ketat, sedikitnya mahasiswa asal Sumatra Utara yang mendapat beasiswa, juga disebabkan seleksi cukup ketat. Sebelumnya, pemerintah hendak menjalin kemitraan di bidang pendidikan antara Indonesia dan AS pada momentum kedatangan Barack Obama ke Indonesia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, kerja sama di bidang pendidikan kedua negara yang cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir, sehingga kedatangan Barack Obama ke Indonesia akan dijadikan momentum untuk memperkuat kerja sama itu.
"Bidang pendidikan adalah salah satu target kita," kata Marty ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/11).
Marty menjelaskan, kemitraan di bidang pendidikan antara kedua negara cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir. Hal itu bisa dilihat dari menurunnya jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di AS. "Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah mahasiswa Indonesia di AS berkurang tajam dari 14 ribu menjadi tujuh ribu orang," jelasnya. (ROL/Ezz)