Fashion merupakan industri yang rawan penjiplakan. Maka, di sejumlah negara, jual beli barang fashion palsu sudah tergolong perbuatan kriminal.
Maraknya penjualan busana, alas kaki, tas dan barang tiruan telah meresahkan para disainer, terutama yang menjual secara online. Di AS, lonjakan penjualan barang palsu bermerek lewat online mencapai 42 persen pada 2010. Dan pertumbuhannya diperkirakan akan semakin tinggi.
Pembajakan dan pemalsuan barang umumnya pada merek-merek ternama seperti Chanel, Louis Vitton dan Tiffany. Akibat pemalsuan, produsen fashion ini pernah mengugat sejumlah pihak yang menjual barang palsu sebagai merek mereka secara online.
Angie Houston, pendiri MyPoupette.com, sebuah website yang menawarkan layanan tas disainer dan barang bermerek lainnya selama belasan tahun menyebut semakin sulit membedakan mana barang asli dan palsu. Namun tetap saja ada beberapa kelemahan barang bermerek 'aspal'. "Tidak ada tas yang benar-benar dapat meniru aslinya," katanya seperti dikutip Shine.
Menurutnya ada beberapa hal yang dapat dieksplorasi untuk menentukan sebuah tas adalah tas asli buatan disainer atau tidak. Berikut enam diantaranya:
1. Perangkat keras
Ritsleting, jepit dan dan penutup, semua harus memiliki warna yang sama, kecuali tas buatan Chloe, yang sering membuat penggunaan pelengkap berwarna campuran. Pastikan ritsleting membuka dan menutup dengan lancar.
2. Jahitan, bentuk dan simetri Tas bermerek umumnya tidak dilem, kecuali mungkin dompet. Tas asli Louis Vuitton biasanya menggunakan kanvas monogram, dan simbol biasanya dijahit seperti cermin pada sisi kanan dan kiri. Gucci dan Fendi juga mulai melakukan hal yang sama sejak diambil alih oleh LVMH. Pastikan tas yang Kamu lihat memiliki pola dan bentuk yang sama seperti gambar rancangan disainernya.
3.Tulisan dan logo Tulisan logo dalam ejaan yang benar, setiap ukiran atau tulisan timbul (emboss) harus terlihat rapi dan akurat. Buku instruksi tidak memiliki salah eja atau difotokopi.
4. Aroma kulit
Tas dari kulit asli harus memiliki aroma kulit, bukan lem, karet atau bahan kimia.
5. Harga
Berhati-hatilah saat melihat harga tas. Jika tas asli bermerek biasanya Rp7-10 jutaan namun seseorang menawarkan dengan harga lebih murah, tas yang kamu beli bisa dipastikan palsu.
6. Jauhi website 'penjual tas disainer'
Banyak produsen tas yang memiliki outlet dan toko online sendiri. Jika kamu melihat sebuah website yang tidak dijalankan bukan oleh produsen itu sendiri, berharga sangat mahal dan dapat membeli beberapa buah sekaligus, berhati-hatilah.
Maraknya penjualan busana, alas kaki, tas dan barang tiruan telah meresahkan para disainer, terutama yang menjual secara online. Di AS, lonjakan penjualan barang palsu bermerek lewat online mencapai 42 persen pada 2010. Dan pertumbuhannya diperkirakan akan semakin tinggi.
Pembajakan dan pemalsuan barang umumnya pada merek-merek ternama seperti Chanel, Louis Vitton dan Tiffany. Akibat pemalsuan, produsen fashion ini pernah mengugat sejumlah pihak yang menjual barang palsu sebagai merek mereka secara online.
Angie Houston, pendiri MyPoupette.com, sebuah website yang menawarkan layanan tas disainer dan barang bermerek lainnya selama belasan tahun menyebut semakin sulit membedakan mana barang asli dan palsu. Namun tetap saja ada beberapa kelemahan barang bermerek 'aspal'. "Tidak ada tas yang benar-benar dapat meniru aslinya," katanya seperti dikutip Shine.
Menurutnya ada beberapa hal yang dapat dieksplorasi untuk menentukan sebuah tas adalah tas asli buatan disainer atau tidak. Berikut enam diantaranya:
1. Perangkat keras
Ritsleting, jepit dan dan penutup, semua harus memiliki warna yang sama, kecuali tas buatan Chloe, yang sering membuat penggunaan pelengkap berwarna campuran. Pastikan ritsleting membuka dan menutup dengan lancar.
2. Jahitan, bentuk dan simetri Tas bermerek umumnya tidak dilem, kecuali mungkin dompet. Tas asli Louis Vuitton biasanya menggunakan kanvas monogram, dan simbol biasanya dijahit seperti cermin pada sisi kanan dan kiri. Gucci dan Fendi juga mulai melakukan hal yang sama sejak diambil alih oleh LVMH. Pastikan tas yang Kamu lihat memiliki pola dan bentuk yang sama seperti gambar rancangan disainernya.
3.Tulisan dan logo Tulisan logo dalam ejaan yang benar, setiap ukiran atau tulisan timbul (emboss) harus terlihat rapi dan akurat. Buku instruksi tidak memiliki salah eja atau difotokopi.
4. Aroma kulit
Tas dari kulit asli harus memiliki aroma kulit, bukan lem, karet atau bahan kimia.
5. Harga
Berhati-hatilah saat melihat harga tas. Jika tas asli bermerek biasanya Rp7-10 jutaan namun seseorang menawarkan dengan harga lebih murah, tas yang kamu beli bisa dipastikan palsu.
6. Jauhi website 'penjual tas disainer'
Banyak produsen tas yang memiliki outlet dan toko online sendiri. Jika kamu melihat sebuah website yang tidak dijalankan bukan oleh produsen itu sendiri, berharga sangat mahal dan dapat membeli beberapa buah sekaligus, berhati-hatilah.