Saat ini tidak mungkin jika tak menggunakan teknologi. Berbagai barang berteknologi tinggi diciptakan memang untuk mempermudah dan mempercepat aktivitas manusia. Tetapi, faktanya beberapa jenis produk teknologi justru menimbulkan bahaya kesehatan bagi penggunanya. Ketahui bagaimana hal itu bisa terjadi dan teknologi apa saja yang bisa membahayakan kesehatan.

1. Nintendo 3DS

Permainan ini memang sangat menghibur, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa. Jika anak-anak sering memainkannya, sebaiknya hati-hati karena bisa meningkatkan risiko sindroma mata malas. Nintendo sendiri mengklaim dengan melihat tampilan tiga dimensi memicu rasa nyeri pada mata dan menyarankan bagi yang memainkannya untuk istirahat setiap 30 menit.


2. Blackberry

Waspadalah saat menggunakan BlackBerry. Menurut dr. Roger Henderson asal Inggris, seseorang yang berjalan sambil melihat ponsel atau BlackBerry, bisa menyebabkan luka akibat kecelakaan. Dan luka ini bisa geger otak ringan atau jahitan di tubuh. Lalu, menurut dr. Jean-Louis Sebagh, seorang spesialis anti penuaan kulit, wanita muda yang selalu melihat layar ponsel, akan memicu tumbuhnya kerut halus di sekitar wajah. "Kecenderungan alami yaitu menyipitkan mata saat melihat layar posel ketika membaca pesan, sehingga menimbulkan kerut halus di sekitar alis," katanya.


3. iPod

Mendengarkan lagu favorit setiap hari bukan tanpa risiko. Terutama jika Anda mendengarkan musik dalam volume yang sangat tinggi. Kehilangan pendengaran adalah masalah kesehatan yang serius jika Anda memiliki kebiasaan ini. "Ini adalah masalah kesehatan serius yang terjadi pada banyak anak muda. Mendengarkan musik dalam waktu yang lama dan volume tinggi bisa memicu kerusakan pendengaran permanen," kata Andrew Reid, Kepala Audiologi di Royal United Hospital, Inggris.


4. Nintendo Wii

Martin Davies, ahli tulang belakang, melihat peningkatan kasus nyeri dan tegang punggung serta bahu pada pengguna Wii. Jika Anda juga suka bermain Wii, pastikan baca dan terapkan petunjuknya dengan benar. "Aku pikir ada hubungan antara menggunakan Wii secara tidak benar dengan luka serius. Orangtua dan anak-anak yang menggunakannya, harus mengikuti petunjuk dengan benar," katanya.


5. Pemutar DVD


Dengan DVD portable, Anda memang bisa menghabiskan waktu dengan menonton film dalam mobil saat terjebak kemacetan. Tetapi hal ini bisa memicu sindroma dalam mobil, yang gejalanya berupa rasa pusing dan mual. Itu karena pertentangan sensor keseimbangan antara mata dan otak. Hal ini berupa reaksi otak saat tubuh keracunan. Itulah pemicu rasa mual dan pusing


Di postingan kali ini kita akan membahas Tingkatan Perhitungan Bytes dari yang terkecil hingga yang terbesar. Kita pasti sudah sering mendengar byte, mega byte, dan giga byte. Di postingan kali ini kita akan membahas kapasitas yang lebih besar lagi. Berikut adalah kapasitas - kapasitas yang jarang kita dengar atau saya dengar, hehe. maklum masih pemula....

1. Byte
Byte = 8 bit

2. KiloByte
1. KiloBybe = 1024 Byte

3. MegaByte
1. MegaByte = 1024 Kilobyte atau sama dengan 1024 x 1024 = 1.048.576 byte

4. GigaByte
1 Gigabyte = 1024 Megabyte atau sama dengan 1024 x 1024 x 1024 = 1.073.741.824 byte

5. TeraByte
1 Terabyte = 1024 Gigabyte atau sama dengan 1024x1024x1024x1024 = 1.099.511.627.776 byte

6. PetaByte
1 Petabyte = 1024 Terabyte atau sama dengan 1024x1024x1024x1024x1024 = 1.125.899.906.842.624 byte

7. ExaByte
1 ExaByte = 1024 Petabyte atau sama dengan 1024x1024x1024x1024x1024x1024 =
1.152.921.504.606.846.976 byte



8.
Zettabyte
1
Zettabyte = 1024 Exabyte atau sama dengan 1024x1024x1024x1024x1024x1024x1024 =
1.180.591.620.717.411.303.424 byte



9.
Yottabytes
1 Yottabytes = 1024 Zettabyte atau sama dengan 1024x1024x1024x1024x1024x1024x1024x1024=
1.208.925.819.614.629.174.706.176 byte

Sampai di sini dulu pembahasan kita, kalau ada yang lebih besar mohon di share ya, terutama buat sesepuh yang sudah tingkat tinggi, hehe. Demikian Yang bisa saya sampaikan semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua. Mohon Kritik Dan Saran teman - teman untuk perbaikan kedepannya.

Sudah tradisi, perayaan Natal dan tutup tahun selalu dibarengi dengan musim potongan harga atau diskon. Pusat perbelanjaan serta distributor pemegang merek ramai-ramai memasang iklan dan memanggil para pembelanja untuk berkunjung. Tapi mengapa harus ada diskon?



Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, bersih-bersih inventory alias ruang pamer dan pergudangan yang berisi barang lama. Kedua, mengejar kuantitas penjualan agar target keuntungan tetap bisa tercapai. Ketiga, membangun kesetiaan konsumen.

Untuk tujuan pertama, produsen memasukan inventory sebagai bagian dari biaya yang harus dibebankan kepada harga. Ditambah ongkos karyawan dan operasional lain, plus target keuntungan, maka harga asli atau harga nilai pembelian awal digelembungkan. Hasilnya adalah harga jual.

Karena itu para pengecer merasa rugi memajang suatu barang yang tidak laku berlama-lama di gerainya. Ada waktunya bersih-bersih, menggantinya dengan barang anyar.

Sedangkan alasan kedua, cara berpikirnya sederhana. Daripada menjual barang dengan keuntungan 50 persen tapi hanya laku satu unit, lebih baik menjual lima unit walaupun keuntungan per unitnya hanya 20 persen. Toh jika diakumulasi, nilai keuntungannya lebih besar dari diskon gemuk tadi.

Untuk alasan ketiga, produsen berharap konsumen akan terikat. Sasarannya, konsumen akan kembali lagi untuk berbelanja sehingga akan melahirkan loyalitas.

Nah, pada musim diskon ini para pengecer tetap ingin memaksimalkan kepuasannya — biasa disebut sebagai utilitas — melalui surplus yang besar. Sejatinya, di musim diskon yang mendapat surplus lebih besar adalah konsumen. Namun para pengecer tidak kalah cerdik dalam berdagang.

Mari kita adu nyali dengan mereka.

Awas, tingkat kepuasan kena diskon
Permainan pertama. Konsumen cenderung mengunjungi gerai yang memasang pancingan diskon besar, katakanlah di atas 50 persen. Produsen berharap konsumen akan khilaf, sehingga stok barang lainnya yang memiliki diskon lebih kecil ikut terkuras.

Produsen ingin agar konsumen yang membeli satu mau menjadikannya dua, beli dua mau tiga padahal barangnya tidak dibutuhkan. Jika terjadi, konsumen masuk jebakan hipnotis produsen.

Apa artinya kasus ini bagi konsumen? Kesempatan mendapatkan surplus lebih besar, membayar barang lebih murah dari yang seharusnya, jadi justru terbalik. Tingkat kepuasan sebagai konsumen sudah direbut produsen. Sebab konsumen sudah membeli barang yang nilai keperluannya kecil.

Bahkan nilai ekonomisnya pun minim. Sehingga, tingkat kepuasan pembelanja terhadap barang pertama yang memang dibutuhkan dan didapat dengan harga ‘miring’, didiskon oleh kehadiran barang yang kurang dibutuhkan.

Waspadai diskon dengan simbol plus (+)
Permainan kedua. Ada juga produsen yang memancing dengan ilusi diskon. Misalnya, “Discount 60% + 20%”. Tentu sudah makin banyak yang mengerti trik ini. Namun, mata kerap tetap khilaf, sehingga menciptakan ilusi diskon 80 persen. Padahal yang terjadi, tambahan 20 persen itu dari harga setelah dihitung diskon 60 persen, bukan dari harga awal.

Untuk itu, seandainya harga barang sebesar 1.000.000, harga yang mesti dibayar bukannya 200.000, melainkan 320.000. Sebab, 200.000 merupakan hasil ilusi mata yang menghitung jumlah diskonnya 80 persen. Sementara diskon yang nyata adalah 68 persen.

Teliti rayuan beli-dua-dapat-tiga
Permainan ketiga. Untuk mengejar kuantitas, produsen kadangkala juga melakukan trik beli-dua-dapat-tiga. Memaksa konsumen agar belanja lebih dari satu, karena yang sedang dikejar produsen adalah penjualan secara kuantitas sekaligus bersih-bersih ruang pamer.

Jika barangnya tidak dibutuhkan lebih dari satu, sebaiknya barang dengan model penjualan seperti ini dihindari. Jangan memaksakan diri. Seperti dijelaskan di atas, bisa-bisa akan mengurangi tingkat kepuasan atau utilitas Anda sebagai konsumen yang sedang mendapat surplus lebih melalui potongan harga.

Berpikir ulang terima diskon dengan kupon
Permainan keempat. Soal ini juga biasa ditemui di pusat perbelanjaan. Tujuannya jelas ingin mengikat konsumen agar kembali lagi untuk berbelanja dengan kupon yang diberikan. Selain membangun loyalitas, dengan harapan konsumennya juga akan menengok barang lain dan memunculkan hasrat baru untuk berbelanja.

Jangan lupa, kupon memiliki batas waktu. Jika tidak diperlukan benar, jangan terpengaruh dengan bujukan kupon tersebut yang pada akhirnya memaksa diri Anda untuk kembali. Bahkan mengatur dengan waktu sebelum batas yang tercantum di kupon berakhir.

Satu hal yang perlu ditanamkan memasuki musim diskon ini adalah, saat ini waktunya konsumen mendapatkan kepuasan lebih dibanding sebelumnya. Membeli barang yang diinginkan dengan harga jauh di bawah daya beli. Karena itu, jangan sampai kita mendiskon tingkat kepuasan yang seharusnya didapatkan. Selamat berburu.