Perempuan muda yang merokok menghadapi risiko serangan stroke dua-kali lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang bukan perokok, sementara perokok paling berat di antara mereka memiliki risiko sembilan kali lebih besar, demikian hasil suatu studi AS.Penelitian tersebut memperkirakan risiko stroke di kalangan perempuan yang berusia 15 sampai 49 tahun yang menghisap rokok. Perokok saat ini 2,6 kali lebih mungkin untuk terserang stroke dibandingkan dengan perempuan yang tak pernah merokok.
Perempuan yang merokok paling banyak menghadapi risiko paling tinggi, kata studi tersebut, yang disiarkan di dalam jurnal milik American Heart Association, Stroke, terbitan pekan lalu.
Perempuan yang menghisap 21 sampai 39 batang rokok per hari, misalnya, menghadapi resiko terserang stroke 4,3 kali lebih tinggi dibandingkan yang bukan perokok, sementara mereka yang menghisap sedikitnya dua bungkus per hari –40 batang rokok– menghadapi risiko stroke 9,1 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang bukan perokok.
Rokok sudah lama diketahui meningkatkan risiko stroke, serta bahaya lain kesehatan seperti kantor paru-paru atau kanker jenis lain, penyakit paru-paru dan sakit jantung.
Namun, Cole mengatakan tak banyak diketahui bagaimana risiko stroke dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dihisap seseorang.
Stroke biasanya menyerang orang yang lebih tua dibandingkan dengan orang dalam studi itu tapi penelitian memperlihatkan bahwa, bahkan pada perempuan muda sekalipun, risiko stroke meningkat tajam.
Para peneliti itu menelusuri 466 perempuan di Amerika Serikat yang sudah terserang stroke dan 604 perempuan yang tak terserang stroke dan memiliki suku, ras dan usia yang sama.
Sebanyak seperlima perempuan AS yang berusia 18 sampai 24 tahun adalah perokok.