Florida, Satu lagi bukti bertambah bahwa menjadi perokok pasif sama berisikonya dengan perokok aktif. Penelitian terbaru menemukan bahwa perokok pasif berisiko tinggi mengalami gangguan pendengaran alias budek.
Dokter dan ahli kesehatan sudah banyak yang mengetahui bahwa rokok dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada perokok aktif. Dan penelitian terbaru dalam jurnal Tobacco Control menunjukkan hal yang sama juga terjadi pada perokok pasif.
Dalam penelitian tersebut, peneliti dari University of Miami dan Florida International University menguji lebih dari 3.000 partisipan non-perokok (beberapa mantan perokok aktif dan lainnya tidak pernah merokok sama sekali).
Hasilnya menunjukkan bahwa perokok pasif juga berisiko mengalami masalah pendengaran. Ancaman masalah pendengaran dari paparan asap rokok bahkan lebih tinggi daripada paparan kebisingan.
"Kami tidak tahu persis berapa banyak asap rokok yang dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran. Tapi kami tahu batas ambangnya sangat rendah," ujar Dr David Fabry, pemimpin penilitian, seperti dilansir BBC News, Kamis (18/11/2010).
Menurut Dr Fabry, tingkat aman untuk menghilangkan risiko adalah sama sekali tidak terpapar asap rokok. Paparan asap rokok bahkan meningkatkan risiko pendengaran di semua frekuensi sebanyak tiga kali lipat.
"Kami sudah tahu dari penelitian kami sendiri bahwa merokok aktif secara teratur merupakan faktor risiko yang signifikan menyebabkan gangguan pendengaran. Dan studi baru ini sangat penting karena menyoroti peningkatan risiko yang ditimbulkan oleh perokok pasif juga," ujar Dr Ralph Holme, kepala penelitian biomedik di RNID (Royal National Institute for Deaf People).
Dr Holme menjelaskan, asap rokok dapat menyebabkan gangguan aliran darah di pembuluh darah kecil telinga. Hal ini bisa mengakibatkan organ kekurangan oksigen dan meningkatkan penumpukan zat beracun, yang akhirnya menyebabkan kerusakan pada telinga.
Dr Holme juga menuturkan bahwa bahaya gangguan pendengaran dari asap rokok ini berbeda dengan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh paparan kebisingan atau pun karena penuaan.
"Gangguan pendengaran sering dapat membuat orang sangat frustasi dan menyebabkan isolasi sosial, jika tidak cepat ditanggani. Oleh karena itu, sebelum Anda menyalakan sebatang rokok, sebaiknya pertimbangkan bahwa asapnya tidak hanya dapat merugikan Anda tetapi juga teman dan kerabat Anda," tutup Dr Holme.
Dokter dan ahli kesehatan sudah banyak yang mengetahui bahwa rokok dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada perokok aktif. Dan penelitian terbaru dalam jurnal Tobacco Control menunjukkan hal yang sama juga terjadi pada perokok pasif.
Dalam penelitian tersebut, peneliti dari University of Miami dan Florida International University menguji lebih dari 3.000 partisipan non-perokok (beberapa mantan perokok aktif dan lainnya tidak pernah merokok sama sekali).
Hasilnya menunjukkan bahwa perokok pasif juga berisiko mengalami masalah pendengaran. Ancaman masalah pendengaran dari paparan asap rokok bahkan lebih tinggi daripada paparan kebisingan.
"Kami tidak tahu persis berapa banyak asap rokok yang dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran. Tapi kami tahu batas ambangnya sangat rendah," ujar Dr David Fabry, pemimpin penilitian, seperti dilansir BBC News, Kamis (18/11/2010).
Menurut Dr Fabry, tingkat aman untuk menghilangkan risiko adalah sama sekali tidak terpapar asap rokok. Paparan asap rokok bahkan meningkatkan risiko pendengaran di semua frekuensi sebanyak tiga kali lipat.
"Kami sudah tahu dari penelitian kami sendiri bahwa merokok aktif secara teratur merupakan faktor risiko yang signifikan menyebabkan gangguan pendengaran. Dan studi baru ini sangat penting karena menyoroti peningkatan risiko yang ditimbulkan oleh perokok pasif juga," ujar Dr Ralph Holme, kepala penelitian biomedik di RNID (Royal National Institute for Deaf People).
Dr Holme menjelaskan, asap rokok dapat menyebabkan gangguan aliran darah di pembuluh darah kecil telinga. Hal ini bisa mengakibatkan organ kekurangan oksigen dan meningkatkan penumpukan zat beracun, yang akhirnya menyebabkan kerusakan pada telinga.
Dr Holme juga menuturkan bahwa bahaya gangguan pendengaran dari asap rokok ini berbeda dengan gangguan pendengaran yang disebabkan oleh paparan kebisingan atau pun karena penuaan.
"Gangguan pendengaran sering dapat membuat orang sangat frustasi dan menyebabkan isolasi sosial, jika tidak cepat ditanggani. Oleh karena itu, sebelum Anda menyalakan sebatang rokok, sebaiknya pertimbangkan bahwa asapnya tidak hanya dapat merugikan Anda tetapi juga teman dan kerabat Anda," tutup Dr Holme.