Di seluruh dunia, ada lebih dari 20.000 merek bir yang diolah dalam 180 cita rasa, mulai dari bir keras (ales), lagers, pilsner dan bir hitam sampai bir pahit, cream ales dan iced beers.
Bir telah menjadi minuman terkenal sejak lama. Prasasti tanah liat di Babilon menjelaskan dengan rinci resep pembuatan bir di tahun 4.300 sebelum masehi. Bir juga telah dibuat oleh bangsa Cina kuno, Asiria dan Inka.
Sebuah tulisan di Mesir pada tahun 1600 sebelum masehi menuliskan 100 resep pengobatan dengan menggunakan bir. Beberapa tahun yang lalu, New Castle Brewery di Inggris mengolah 1.000 botol Tutankhamun Ale berdasarkan sebuah resep kuno yang telah berumur 3.200 tahun yang ditemukan di kuil matahari Ratu Nefertiti
Pembuatan bir secara komersil dimulai di tahun 1200 masehi di suatu tempat yang dikenal sebagai Jerman saat ini. Di tahun 1506, Undang-undang Jerman tentang kemurnian dikeluarkan, mensyaratkan bahwa kandungan bir adalah hanya air, barley (sejenis tumbuhan semacam gandum), gandum dan buah hop. Pembotolan bir dimulai di tahun 1605.
Bir dibuat dalam suatu proses yang mengubah air dan bebijian dengan memakai ragi sebagai katalis. Mutu dari air yang digunakan sangatlah penting. Air yang pekat akan menghasilkan bir dengan rasa yang lebih tajam, air yang tidak begitu pekat akan menghasilkan bir dengan rasa lebih ringan. Barley atau buah hop, atau kombinasi keduanya digunakan bahan bebijian.
Bebijian kering yang siap untuk proses fermentasi disebut sebagai malting. Bebijian itu kemudian direndam didalam air hingga muncul kecambahnya. Proses kecambah ini tidak boleh dibiarkan menerus tapi harus segera dikeringkan atau dijemur
Barley
Barley telah dipilih sebagai bahan utama pembuatan bir semenjak ribuan tahun yang lalu. Semakin lama barley hasil proses malting itu dipanggang, maka akan semakin pekat bir yang dihasilkan. Barley, atau bir gandum memiliki rasa yang manis.
Buah Hop
Buah hop adalah sejenis tumbuhan merambat seperti pohon anggur, dan bentuknya mirip persilangan buah pinus dan buah artichokes. Rasa pahit dan kesat pada buah hop akan menyeimbangkan dengan rasa manis malt.
Ragi
Gula yang terkandung bebijian hasil malt diubah menjadi alkohol dengan proses peragian. Peragian yang berbeda akan menghasilkan aroma yang berbeda. Untuk jenis ales, proses peragian dilakukan dibagian atas, sedangkan proses peragian di bagian bawah akan menghasilkan jenis lagers.
Pembuatan bir dimulai dari pengecambahan bebijian dan merendam hasil malt dalam air panas untuk mendapatkan saripatinya. Saripati itu kemudian dididihkan dan ditambahkan buah hop. Baru setelah itu ditambahkan ragi untuk fermentasinya Setelah fermentasi, campuran itu dimasukan kedalam gentong hingga mencapai kondisi matang. Ragi dan buah hop dapat ditambahkan kembali pada proses fermentasi yang kedua.
Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan yang lain, maka karakteristik bir seperti rasa dan warna juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Kadar alkohol bir biasanya berkisar antara 4-6 % abv (alcohol by volume; alkohol berdasarkan volume), meski ada pula yang serendah kurang dari 1% abv maupun yang mencapai 20% abv.
Bir merupakan salah satu minuman tertua yang dibuat manusia yang tercatat di sejarah tertulis Mesir Kuno dan Mesopotamia. Karakter bir telah berubah secara drastis sepanjang ribuan tahun. Industri pembuatan bir merupakan industri global yang sangat besar, dan sekarang ini kebanyakan dikuasai oleh konglomerat yang dibentuk dari gabungan pengusaha-pengusaha yang lebih kecil. Walaupun secara umum bir merupakan minuman beralkohol, ada beberapa variasi dari dunia Barat yang dalam pengolahannya membuang hampir seluruh kadar alkoholnya, menjadikan apa yang disebut dengan bir tanpa alkohol.