Kalian pasti mengenal Opium, tanaman yang bisa membuat lupa dan menghilangkan kesadaran ini sangat terkenal di dunia sebagai benda yang patut untuk dihindari karena bisa berakibat negatif bagi penggunanya. Siapa sangka di desa Bishnoi, Opium digunakan untuk menyambut tamu. Para penduduk desa Bishnoi di India punya cara unik dalam menyambut tamu. Demi kesopanan, mereka akan mempersilakan kita mencicipi Opium. Suku ini merupakan suku asli India yang tinggal di daerah barat Rajasthan.
Jika kita berkunjung ke desa Bishnoi maka kita diwajibkan mencicipi Opium, meski kita menolak, kalian akan lebih sungkan menolak setelah melihat ritual rumit yang dilakukan oleh suku yang terisolasi ini untuk membuat adonan Opium. Tuan rumah akan menghancurkan bola kecil Opium kering dalam sebuah mangkuk tembaga. Perlahan, ia menambahkan air, tetes demi tetes. Setelah menyaringnya beberapa kali, adonan bernama “amal” ini lalu dituang ke tangan tamu yang datang berkunjung dan tamu itu tentunya harus mencicipi Opium tersebut.
Rasa Opium yang ada di desa Bishnoi tidak seperti yang kita bayangkan, rasanya cair, pahit dan tidak ada pengaruhnya apa-apa alias tidak membuat kita melayang-layang (fly). Meski begitu, apa yang mereka lakukan dianggap sebagai bentuk keramahan luar biasa. Sebelum menghidangkan Opium kepada tamu, diadakan ritual terlebih dahulu. Ritual pembuatan minuman Opium ini dilakukan bagi para tamu yang datang ke desa.
Pada hari pernikahan, ayah mempelai wanita menawarkan Opium campur air ke ayah mempelai pria. Tiga kali ditawarkan, tiga kali pula air Opium itu diminum dari tangan. Selanjutnya, ayah mempelai pria akan melakukan hal yang sama untuk ayah mempelai wanita. Sebenarnya ini adalah ritual perkenalan saat orang asing datang berkunjung. Namun, mereka menghormati tata krama dan kebiasaan dari orang asing yang berkunjung dengan membolehkan air Opium diminum dari tangan si turis sendiri. Kadang-kadang bubuk saffron (kuma-kuma) dipakai sebagai pengganti Opium.
Selain air Opium, mereka yang bertamu ke desa ini juga akan disuguhi hidangan tradisional, yaitu roti dan kari. Kata “Bishnoi” yang berarti 29 merujuk pada 20 prinsip agama Hindu dan sembilan prinsip Muslim yang dijunjung kelompok etnis ini menghasilkan serangkaian perintah yang intinya berhubungan dengan perlindungan lingkungan. Meski secara resmi Opium dilarang di India, tetapi Opium masih tersedia berkat suku pencinta lingkungan ini.
Suku Bishoi mendapat julukan “tree-hugger” (pemeluk pohon) yang berarti pemberani. Pada 1730, ratusan orang dari suku Bishnoi siap mengorbankan nyawa mereka dengan memeluk pohon demi mencegah penebangan. Orang-orang ini kemudian dihukum pancung. Tapi saat Maharaja Jodhpur mendengar cerita pengorbanan suku Bishnoi, ia memerintahkan para penebang untuk memotong pohon (dan kepala orang) di kawasan ini. Suku Bishnoi terkenal dengan dedikasinya pada penyelamatan lingkungan. Pemerintah pun pura-pura tidak tahu akan penggunaan Opium suku Bishnoi untuk ritual keagamaan.
Kaum Bishnoi sangat menghormati kijang dan sapi karena mereka percaya dua mahluk ini adalah nenek moyang mereka. Maka itu, kijang dan sapi mereka lindungi dari pemburu. Kaum ibu di sini bahkan siap memberi ASI pada kijang yang tak beribu. Kaum Bishnoi juga tidak pernah makan daging.
Kayu yang akan mereka pakai untuk memasak akan dilempar tiga kali ke tanah, hanya untuk memastikan tidak ada lagi serangga yang tersembunyi di dalam kayu saat dibakar. Mereka pun menyaring air dua kali sebelum memasaknya, untuk menghindari adanya serangga-serangga kecil. Tapi yang paling mengejutkan dari kehidupan suku Bishnoi (kini sudah tak berlaku lagi) adalah sistem pejantan.
Ada kisah mengenai suku Bishnoi, 50 tahun lalu, pria paling tampan di kampung akan disarankan untuk tidur dengan sebanyak mungkin wanita yang belum menikah, selama sepuluh tahun. Pejantan ini kemudian dipancung, atau setidaknya, dikucilkan seumur hidup. Sistem ini kini sudah dilarang meski mereka juga bilang hal yang sama tentang Opium di sini.
Inilah kenyataan yang ada di suku Bishnoi, apakah kalian ingin datang ke desa Bishnoi dan mencoba mencicipi Opium yang disuguhkan di sana?