Internet entrepreneur indonesia
Internet sudah menjadi salah satu media pemasaran yang paling menjanjikan. Itulah sebabnya, semakin banyak orang yang menjadikan internet sebagai basis kegiatan mereka. Baik untuk meraih keuntungan, atau juga sekedar untuk mengembangkan bakat serta kemampuan sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain.
Di Indonesia sendiri, kecenderungan penggunaaan internet sebagai media berusaha mulai berkembang. Hal ini bisa dilihat dari beberapa orang yang mampu meraih kesuksesan mengembangkan kegiatan mereka berbasis internet.
Ada 10 orang Indonesia yang dianggap mampu menjadi ikon kesuksesan berbisnis melalui internet. Mereka adalah :
  1. Hendrik Tio
    Hendrik adalah pemilik sekaligus pendiri toko online terbesar di Indonesia yaitu Bhinneka.com. Berdiri sejak tahun 1999, kini toko tersebut sudah mampu meraup omset hingga 60 miliar setahunnya. Sebuah angka yang fantastis terutama jika melihat modal awal yang dikeluarkannya hanya senilai Rp. 100 juta.
  2. Andrew Darwis
    Andrew Darwis adalah pelopor berdirinya situs komunitas terbesar di Indonesia, yaitu kaskus.com. Dalam situs ini, menyediakan ruang bagi seluruh pengguna internet untuk berdiskusi hingga bertransaksi bisnis.
  3. Habibie Afsyah
    Habibie adalah seorang tokoh bisnis online yang memiliki kekurangan pada bagian kakinya. Namun dengan kekurangan tersebut, menjadi sebuah semangat untuk menekuni dunia bisnis online dengan memanfaatkan situs Amazon.com. Kini Habibie selain menjadi tokoh bisnis online, juga sudah berperan sebagai trainer di Eprofitmatrix dan juga menerbitkan buku.
  4. Anne Ahira
    Perempuan kelahiran Bandung tahun 1979 ini memulai bisnis online sejak tahun 2001. pada tahun 2007, Indonesia memintanya untuk berbicara di APEC sebagai wakil Indonesia. Tahun 2005, Anne Ahira mendirikan sebuah sekolah Internet Marketing secara online. Pada tahun 2010, mendirikan sebuah situs yang berisi kumpulan artikel AnneAhira.com. Namun, sejak tahun 2011, situs ini mengalami kesulitan pendanaan sehingga tidak memunculkan artikel-artikel baru lagi.
  5. Rahmad Saputra
    Rahmad Saputra memulai usahanya di bidang pelatihan dan seminar mengenai internet marketing. Saat ini usahanya sudah mampu meraih banyak klien yang menginginkan informasi dan konsep internet marketing darinya.
  6. Aulia Halimatussadiah
    Wanita kelahiran 17 Juni 1983 ini, memiliki profesi sebagai penulis. Itulah sebabnya, dia berkeinginan mendirikan sebuah bisnis yang tidak jauh dari hoby dan ketrampilan yang digelutinya. Pilihannya dijatuhkan dengan mendirikan sebuah toko buku online yaitu kutukutbuku.com dan juga publisher on demand pada nulisbuku.com,
  7. Rudi Salim
    Bisnis game online membawanya meraih keberuntungan. Meski pun pada awal dirinya terjun ke bisnis online berawal dari usaha pembiayaan traksaksi penjuaalan online. Namun kini, usahanya sudah berjalan hingga memiliki delapan cabang di delapan kota. Selain itu, omsetnya sudah mencapai Rp. 1,3 Miliar sebulan. Semua itu diraih dengan mengorbankan kuliahnya serta menjual mobil dan sebuah usaha karaoke milik keluarga.
  8. Arrival Dwi Santosa
    Dalam dunia internet, nama Arrival melejit sejak menemukan sebuah perangkat antivirus yang sudah diakui kehebatannya. Padahal, usianya masih terbilang anak-anak pada saat menciptakan perangkat antivirus tersebut. Antivirus ciptaannya tersebut ditemukan saat dirinya duduk di bangku kelas 2 SMP pada tahun 2009 lalu.
  9. Zainuddin Nafarin
    Sebagian besar pengguna komputer pernah mengenal antivirus Smadav. Namun, belum tentu mereka tahu siapa penciptanya. Dialah Zainuddin Nafarin, seorang mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Anti virus ciptaanya tersebut diberi nama Smadav untuk mengenang sekolahnya, yaitu SMA 2 Palangkaraya.
  10. Budiono Darsono
    Hampir setiap hari kita membuka situs detik.com untuk melihat berita terkini. Namun kita belum tentu mengenal siapa yang berada di balik kisah sukses pendirian situs berita online pertama di Indonesia tersebut. Dialah Budiono Darsono. Idenya mendirikan detik.com ini berawal ketika majalah Detik harus dibredel di era Orde Baru karena dianggap berlawanan dengan pemerintah. Media internet kala itu belum memiliki banyak regulasi sehingga lebih mampu memuat berita yang bersifat kritis sekalipun kepada pemerintah.


BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT LAINNYA DIBAWAH INI :



Posting Komentar