Aborsi adalah salah satu tindakan yang bisa menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan. Kini bertambah lagi efek buruk dari aborsi yaitu meningkatkan risiko terkena gangguan mental.

Aborsi bukanlah suatu prosedur medis yang sederhana. Jika dilakukan secara sembarangan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Bahkan bagi beberapa perempuan hal ini dapat mempengaruhi fisik, emosional dan spiritualnya. Namun tidak semua orang tahu tentang risiko yang bisa dialami jika melakukan aborsi.

Studi menemukan perempuan yang melakukan aborsi berisiko dua kali lipat atau lebih berat mengalami masalah pada kesehatan mentalnya dibanding dengan perempuan yang tidak melakukan aborsi.

"Hasil studi menunjukkan bahwa aborsi cukup konsisten dikaitkan dengan risiko yang sangat moderat untuk meningkatkan masalah psikologis setelah prosedur dilakukan," ujar Profesor Coleman, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (2/9/2011).

Prof Coleman menuturkan aborsi meningkatkan 34 persen kemungkinan mengalami gangguan kecemasan, 37 persen lebih mungkin mengalami depresi, dua kali lipat mengalami penyalahgunaan alkohol, 3 kali lipat lebih mungkin mengalami penyalahgunaan ganja serta 1,5-2 kali lipat lebih mungkin mencoba melakukan bunuh diri.

"Sangat penting untuk menyadarkan para perempuan akan risiko yang nyata dari tindakan aborsi termasuk dalam hal kesehatan mental," ujar Philippa Taylor dari Christian Medical Foundation.

Studi ini didukung oleh Royal College of Psychiatrists dan telah dipublikasikan oleh British Journal of Psychiatry. Penelitian ini didasarkan pada analisis 22 studi terpisah yang melibatkan 877.000 perempuan.

Selain itu ada juga risiko komplikasi seperti pendarahan, infeksi dan kerusakan organ. Sementara komplikasi serius yang bisa timbul adalah:
1. Pendarahan hebat. Jika leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbukan pendarahan yang dapat berbahaya bagi keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan tersebut.
2. Infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.
3. Aborsi tidak sempurna. Adanya bagian dari janin yang tersisa di dalam rahim sehingga dapat menimbulkan perdarahan atau infeksi.
4. Sepsis. Biasanya terjadi jika aborsi menyebabkan infeksi tubuh secara total yang kemungkinan terburuknya menyebabkan kematian.
5. Kerusakan leher rahim. Kerusakan ini terjadi akibat leher rahim yang terpotong, robek atau rusak akibat alat-alat aborsi yang digunakan.
6. Kerusakan organ lain. Saat alat dimasukkan ke dalam rahim, maka ada kemungkinan alat tersebut menyebabkan kerusakan pada organ terdekat seperti usus atau kandung kemih.
7. Kematian. Meskipun komplikasi ini jarang terjadi, tapi kematian bisa terjadi jika aborsi menyebabkan perdarahan yang berlebihan, infeksi, kerusakan organ serta reaksi dari anestesi yang dapat menyebabkan kematian.


BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT LAINNYA DIBAWAH INI :



  1. makasih banyak infonya

     

Posting Komentar