Peneliti keamanan telah menemukan sebuah rangkaian serangan cyber yang disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia. Korbannya termasuk ASEAN, pemerintahan dan perusahaan besar.
Adanya serangan itu diungkap oleh perusahaan keamanan McAfee. Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (3/8/2011), ada 72 pihak yang jadi korban rangkaian serangan yang berlangsung selama 5 tahun itu.
Daftar korbannya pun tak main-main. Mulai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) hingga Komisi Olimpiade Internasional.
Selain itu, berbagai jaringan pemerintahan juga jadi sasaran serangan ini. Termasuk Amerika Serikat, Taiwan, India, Korea Selatan, Vietnam dan Kanada.
Sedangkan untuk daftar perusahaan yang jadi korban, McAfee belum mau membeberkannya. Namun diperkirakan ini mencakup perusahaan-perusahaan besar dan ternama di dunia.
Besar dan Mengerikan
Hal yang mengerikan, para pelaku tidak mempublikasikan serangan mereka seperti yang dilakukan kelompok ala Anonymous, LulzSec atau lainnya. Informasi yang didapat diduga digunakan untuk kepentingan pelaku.
Misalnya, saat membobol sekretariat PBB di Jenewa, Swiss, pelaku ngendon di dalam jaringan PBB selama dua tahun. Diduga, selama itu, mereka membuka dan mencuri berbagai informasi rahasia di sana.
McAfee menyebutkan bahwa di balik serangan-serangan ini adalah satu 'aktor pemerintahan'. Namun McAfee, tak mau menyebutkan siapa atau pemerintahan negara mana yang dimaksud.
"Bahkan kami pun terkejut dengan begitu besar dan beragamnya korban yang jadi sasaran dan juga hampir tak percaya betapa pelakunya sangat berani," sebut Dmitri Alperovitch, Vice President Threat Research di McAfee.
Pertanyaan besarnya, kata Alperovich, adalah apa yang dilakukan pelaku terhadap data yang dikumpulkan. Satu hal yang memungkinkan, informasi yang didapat bisa digunakan untuk membuat produk yang bisa mengalahkan atau menyaingi milik mereka yang datanya dicuri.
"Ini adalah pencurian kekayaan intelektual terbesar dalam sejarah. Skala kejadian ini benar-benar menakutkan," kata Alperovich.
Adanya serangan itu diungkap oleh perusahaan keamanan McAfee. Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (3/8/2011), ada 72 pihak yang jadi korban rangkaian serangan yang berlangsung selama 5 tahun itu.
Daftar korbannya pun tak main-main. Mulai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) hingga Komisi Olimpiade Internasional.
Selain itu, berbagai jaringan pemerintahan juga jadi sasaran serangan ini. Termasuk Amerika Serikat, Taiwan, India, Korea Selatan, Vietnam dan Kanada.
Sedangkan untuk daftar perusahaan yang jadi korban, McAfee belum mau membeberkannya. Namun diperkirakan ini mencakup perusahaan-perusahaan besar dan ternama di dunia.
Besar dan Mengerikan
Hal yang mengerikan, para pelaku tidak mempublikasikan serangan mereka seperti yang dilakukan kelompok ala Anonymous, LulzSec atau lainnya. Informasi yang didapat diduga digunakan untuk kepentingan pelaku.
Misalnya, saat membobol sekretariat PBB di Jenewa, Swiss, pelaku ngendon di dalam jaringan PBB selama dua tahun. Diduga, selama itu, mereka membuka dan mencuri berbagai informasi rahasia di sana.
McAfee menyebutkan bahwa di balik serangan-serangan ini adalah satu 'aktor pemerintahan'. Namun McAfee, tak mau menyebutkan siapa atau pemerintahan negara mana yang dimaksud.
"Bahkan kami pun terkejut dengan begitu besar dan beragamnya korban yang jadi sasaran dan juga hampir tak percaya betapa pelakunya sangat berani," sebut Dmitri Alperovitch, Vice President Threat Research di McAfee.
Pertanyaan besarnya, kata Alperovich, adalah apa yang dilakukan pelaku terhadap data yang dikumpulkan. Satu hal yang memungkinkan, informasi yang didapat bisa digunakan untuk membuat produk yang bisa mengalahkan atau menyaingi milik mereka yang datanya dicuri.
"Ini adalah pencurian kekayaan intelektual terbesar dalam sejarah. Skala kejadian ini benar-benar menakutkan," kata Alperovich.